terapi komplementer mengatasi nyeri

makalah ini berjudul terapikomplementer di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah HOME CARE





MAKALAH HOMECARE
TERAPI KOMPLEMENTER MENGATASI NYERI





DI SUSUN OLEH :
JONI
NPM : 08160100222






PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
 JURUSAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2016






TERAPI KOMPLEMENTER UNTUK MENGATASI NYERI

A.    PENDAHULUAN
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di Amerika Serikat 627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik konvensional (Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi peningkatan jumlah pengguna terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun 1991 menjadi 42% di tahun 1997 (Eisenberg, 1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002). Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan. Salah satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena klien ingin terlibat untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien melaporkan adanya reaksi efek samping dari pengobatan konvensional yang diterima menyebabkan memilih terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002). Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi alternatif (Smith et al., 2004). Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan terapi komplementer. Peran yang dapat diberikan perawat dalam terapi komplementer atau alternatif dapat disesuaikan dengan  peran perawat yang ada, sesuai dengan batas kemampuannya. Pada dasarnya, perkembangan perawat yang memerhatikan hal ini sudah ada. Sebagai contoh yaitu American Holistic Nursing Association (AHNA), Nurse Healer Profesional Associates (NHPA) (Hitchcock et al., 1999). Ada pula National Center for Complementary/Alternative Medicine (NCCAM) yang berdiri tahun 1998 (Snyder & Lindquis, 2002).
Kebutuhan masyarakat yang meningkat dan berkembangnya penelitian terhadap terapi komplementer menjadi peluang perawat untuk berpartisipasi sesuai kebutuhan masyarakat. Perawat dapat berperan sebagai konsultan untuk klien dalam memilih alternatif yang sesuai ataupun membantu memberikan terapi langsung. Namun, hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian (evidence-based practice) agar dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan yang lebih baik.


B.    DEFINISI TERAPI KOMPLEMENTER
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews et al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).
Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau budaya yang ada (Complementary and alternative medicine/CAM Research Methodology Conference, 1997 dalam Snyder & Lindquis, 2002). Terapi komplementer dan alternatif termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan.
Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual).
 Prinsip holistik pada keperawatan ini perlu didukung kemampuan perawat dalam menguasai berbagai bentuk terapi keperawatan termasuk terapi komplementer. Penerapan terapi komplementer pada keperawatan perlu mengacu kembali pada teori-teori yang mendasari praktik keperawatan. Misalnya teori Rogers yang memandang manusia sebagai sistem terbuka, kompleks, mempunyai berbagai dimensi dan energi. Teori ini dapat mengembangkan pengobatan tradisional yang menggunakan energi misalnya tai chi, chikung, dan reiki.
Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi perawat dalam mengembangkan terapi komplementer misalnya teori transkultural yang dalam praktiknya mengaitkan ilmu fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain-lain. Hal ini didukung dalam catatan keperawatan Florence Nightingale yang telah menekankan pentingnya mengembangkan lingkungan untuk penyembuhan dan pentingnya terapi seperti musik dalam proses penyembuhan. Selain itu, terapi komplementer meningkatkan kesempatan perawat dalam menunjukkan caring pada klien (Snyder & Lindquis, 2002). 54 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 1, Maret 2008; hal 53-57 Peran yang dapat diberikan perawat dalam terapi komplementer atau alternatif dapat disesuaikan dengan peran perawat yang ada, sesuaidengan batas kemampuannya. Pada dasarnya, perkembangan perawat yang memerhatikan hal ini sudah ada. Sebagai contoh yaitu American Holistic Nursing Association (AHNA), Nurse Healer Profesional Associates (NHPA) (Hitchcock et al., 1999). Ada pula National Center forComplementary/Alternative Medicine (NCCAM) yang berdiri tahun 1998 (Snyder & Lindquis, 2002).
Hasil penelitian terapi komplementer yang dilakukan belum banyak dan tidak dijelaskan dilakukan oleh perawat atau bukan. Beberapa yang berhasil dibuktikan secara ilmiah misalnya terapi sentuhan untuk meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri, mengurangi kecemasan, mempercepat penyembuhan luka, dan memberi kontribusi positif pada perubahan psikoimunologik (Hitchcock et al., 1999). Terapi pijat (massage) pada bayi yang lahir kurang bulan dapat meningkatkan berat badan, memperpendek hari rawat, dan meningkatkan respons. Sedangkan terapi pijat pada anak autis meningkatkan perhatian dan belajar. Terapi pijat juga dapat meningkatkan pola makan, meningkatkan citra tubuh, dan menurunkan kecemasan pada anak susah makan (Stanhope, 2004). Terapi kiropraksi terbukti dapat menurunkan nyeri haid dan level plasma prostaglandin selama haid (Fontaine, 2005).
Hasil lainnya yang dilaporkan misalnya penggunaan aromaterapi. Salah satu aromaterapi berupa penggunaan minyak esensial berkhasiat untuk mengatasi infeksi bakteri dan jamur (Buckle, 2003). Minyak lemon thyme mampu membunuh bakteri streptokokus, stafilokokus dan tuberkulosis (Smith et al., 2004). Tanaman lavender dapat mengontrol minyak kulit, sedangkan teh dapat membersihkan jerawat dan membatasi kekambuhan (Key, 2008). Dr. Carl menemukan bahwa penderita kanker lebih cepat sembuh dan berkurang rasa nyerinya dengan meditasi dan imagery (Smith et al., 2004). Hasil riset juga menunjukkan hipnoterapi meningkatkan suplai oksigen, perubahan vaskular dan termal, mempengaruhi aktivitas gastrointestinal, dan mengurangi kecemasan (Fontaine, 2005).
Hasil-hasil tersebut menyatakan terapi komplementer sebagai suatu paradigma baru (Smith et al., 2004). Bentuk terapi yang digunakan dalam terapi komplementer ini beragam sehingga disebut juga dengan terapi holistik. Terminologi kesehatan holistik mengacu pada integrasi secara menyeluruh dan mempengaruhi kesehatan, perilaku positif, memiliki tujuan hidup, dan pengembangan spiritual (Hitchcock et al., 1999). Terapi komplementer dengan demikian dapat diterapkan dalam berbagai level pencegahan penyakit.
Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan terapi nutrisi. Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung berbagai unsur akanm meningkatkan kesehatan tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat pencegahan primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok misalnya untuk strategi stimulasi imajinatif dan kreatif (Hitchcock et al., 1999).
Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh juga lebih murah. Terapi komplementer terutama akan dirasakan lebih murah bila klien dengan penyakit kronis yang harus rutin mengeluarkan dana. Pengalaman klien yang awalnya menggunakan terapi modern menunjukkan bahwa biaya membeli obat berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan setelah menggunakan terapi komplementer (Nezabudkin, 2007).
Minat masyarakat Indonesia terhadap terapi komplementer ataupun yang masih tradisional mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengunjung praktik terapi komplementer dan tradisional di berbagai tempat. Selain itu, sekolah-sekolah khusus ataupun kursuskursus terapi semakin banyak dibuka. Ini dapat dibandingkan dengan Cina yang telah memasukkan terapi tradisional Cina atau traditional Chinese Medicine (TCM) ke dalam perguruan tinggi di negara tersebut (Snyder & Lindquis, 2002). Kebutuhan perawat dalam meningkatnya kemampuan perawat untuk praktik keperawatan juga semakin meningkat. Hal ini didasari dari berkembangnya kesempatan praktik mandiri. Apabila perawat mempunyai kemampuan yang dapat dipertanggungjawabkan akan meningkatkan hasil yang lebih baik dalam pelayanan keperawatan.
   
C.   TUJUAN TERAPI KOMPLEMENTER

1.      Terapi komplementer dan alternatif termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan.
2.     menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Kondisi inisesuai dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual).

D.    JENIS - JENIS TERAPI KOMPLEMENTER  

Menurut National Center for Complementary/Alternative Medicine (NCCAM)

klasifikasi dari berbagai terapi dan sistem pelayanan dalam lima kategori. :

1.           Kategori pertama, mind-body therapy yaitu memberikan intervensi dengan berbagai teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh misalnya perumpamaan (imagery), yoga, terapi musik, berdoa, journalingbiofeedback, humor, tai chi, dan terapi seni.
2.     Kategori kedua, Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari Barat misalnya pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika,   cundarismo,   homeopathy, naturopathy.
3.            Ketiga dari klasifikasi NCCAM adalah terapi biologis, yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya misalnya herbal,makanan).
4.           Kategori keempat adalah terapi manipulatif dan sistem tubuh. Terapi ini didasari oleh manipulasi dan pergerakan tubuh misalnya pengobatan kiropraksi,    macam-macam pijat,rolfing, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi.                                                                                            Terakhir,terapi energi yaitu terapi yang fokusnya berasal dari  energi dalam tubuh (biofields)  atau mendatangkan energi dari luar tubuh misalnya terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong, magnet.
5.           Klasifikasi kategori kelima ini biasanya dijadikan satu kategori berupa kombinasi antarabiofield dan bioelektromagnetik (Snyder &Lindquis, 2002).

E.   Klasifikasi lain menurut Smith et al (2004)

1            gaya hidup (pengobatan holistik, nutrisi),
2         botanikal (homeopati, herbal, aromaterapi);
3    manipulatif (kiropraktik, akupresur & akupunktur, refleksi, massage); mind-body(meditasi, guided             imagerybiofeedbackcolor healing, hipnoterapi).

Jenis terapi komplementer yang diberikan sesuai dengan indikasi yang dibutuhkan. Contohnya pada terapi sentuhan memiliki beberapa indikasinya seperti meningkatkan relaksasi, mengubah persepsi nyeri, menurunkan kecemasan, mempercepat penyembuhan, dan meningkatkan kenyamanan dalam proses kematian (Hitchcock et al., 1999).

F.    FUNGSI

1.      Terapi Komplementer dari pijat  salah satu fungsinya yakni Relaksasi
·         fungsi lainnya seperti Perbaikan kondisi mental
·         Lebih bisa mengatasi tekanan
·         Sikap yang lebih positif
·         Mendorong kreativitas

2.      Terapi Komplementer dari Hipnoterapi fungsinya sebagai berikut  :
·         menghilangkan  kecemasan (axiety)
·         menghilangkan ketegangan (stress)
·         menghilangkan depresi (depression)
·         menghilangkan fobia (phobia)
·            menghilangkan kebiasaan buruk (bad habits), seperti ketergantungan terhadap rokok, alkohol dan obat-obatan
·         Pemberdayaan diri, seperti membangkitkan motivasi dan melangsingkan tubuh.

TERAPI PIJAT (MASSAGE)

Terapi Pijat, juga dikenal sebagai pijat Swedia adalah bentuk paling umum dari terapi pijat di Amerika Serikat. Terapist pijat menggunakan gerakan halus, pijatan dan gerakan lain yang berfokus pada lapisan superfisial otot menggunakan minyak pijat atau lotion Terapi pijat meningkatkan sirkulasi dengan membawa oksigen dan  nutrisi ke jaringan tubuh lainnya. Ini mengurangi ketegangan otot dan rasa sakit, meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas, dan membantu asam laktat yang jelas dan limbah lainnya, yang mengurangi rasa sakit dan kekakuan pada otot dan sendi. Terapi pijat tidak menyakiti.Kadang-kadang ada sakit ringan ketika terapis pijat menekan bagi anatas dan area lain dari otot yang tegang. Jika tekanan terlalu kuat bagi Anda, beritahulah therapist anda.

HIPNOTERAPI

Hipnoterapi merupakan  salah satu jenis terapi komplementer / non konvensional yang digunakan sebagai pelengkap terapi konvensional/ terapimedis. Hipnoterapi adalah suatu rangkaian proses yang digunakan seorang hipnoterapis untuk menyelesaikan masalah klien dengan ilmu hypnosis. Pada saat proses hipnoterapi berlangsung,klien hanya diam. Duduk atau berbaring,  yang  sibuk  justru  terapisnya,  yang  bertindak sebagai  fasilitator. Tahapan hipnoterapi yaitu :

1.      Pre - Induction (Interview)
   Pada tahap awal ini hipnoterapis dan klien untuk pertama kalinya bertemu. Setelah klien mengisi formuli rmengenai data dirinya, hipnoterapis membuka  percakapan  untuk  membangun  kepercayaan  klien, menghilangkan rasa takutterhadap hipnotis/ hipnoterapi dan menjelaskan mengenai hipnoterapi dan menjawab semua pertanyaan klien .Sebelumnya hipnoterapis harus dapat mengenali aspek – aspek psikologis dari klien, antara lain hal yang diminati dan tidak diminati, apa yang diketahui klien terhadap hipnotis, danseterusnya. Pre-Induction merupakan tahapan yang sanga tpenting.Sering kali kegagalan proses hipnoterapi diawali dari proses Pre - Induction yang tidak tepat.

2.       Suggestibility Test 
Maksud dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah klien masuk ke dalam orang yang mudah menerima sugesti atau tidak.Selain itu, uji sugestibilitas juga berfungsi sebagai pemanasan dan juga untuk menghilangkan rasa takut terhadap proses hipnoterapi. Uji sugestibilitas juga membantu hipnoterapis untuk menentukan teknik induksi yang terbaik bagi sang klien.

3.         Induction
Induksi adalah cara yang digunakan oleh seorang hipnoterapisuntukmembawapikiran klien berpindah dari pikiran sadar (conscious) kepikiranbawahsadar (sub conscious), dengan menembu sapa yang dikenal dengan Critical Area. Saat tubuh rileks, pikiran juga menjadi rileks.Maka frekuensi gelombang otak dariklienakanturundari Beta, Alfa, kemudian Theta. Semakin turun  gelombang otak, klien akan semakin rileks, sehingga berada dalam  kondisi trance. Inilahyang dinamakan dengan kondisiter-hipnotis.Hipnoterapis akan mengetahui kedalaman trance klien dengan melakukan Depth Level Test (tingkat kedalaman Trance klien).

4.       Deepening (Pendalaman Trance)
Jika dianggap perlu, hipnoterapis akan membawa klien ke trance yang lebihdalam. Proses ini dinamakan deepening. Deepening ini meliputi tiga level yaitu 
a.       Hypnoidal :hipnosisr ingan dengan gerakanmengedip-ngedipkanmata. 
b.    Cataleptic :hipnosis yang sedikit lebih dalam dengan gerakan mata bergerak dari samping ke samping            (side to side eyes movements)
c.      Berputar ke depan dan ke belakang; hasil hipnotis yang terbaik biasanya di capai selama status ini.

5.       Suggestions / Sugesti
Pada saat klien masih berada dalam trance, hipnoterapis juga akan memberi Post Hypnotic Suggestion, sugesti yang diberikan ke pada klien pada saat  proses  hipnotis  masih  berlangsung  dan  diharapkan terekam terus oleh pikiran bawah sadar klien meskipun klien telah keluar dari proses hipnotis.Post Hypnotic Suggestion adalah salah satu unsur terpenting dalam proses hipnoterapi.




6.        Termination
Akhirnya dengan teknik yang tepat, hipnoterapis secara perlahan –  lahan akan membangunkan klien dari “tidur” hipnotisnya dan membawanya ke keadaan yang sepenuhnya sadar. 












































DAFTAR PUSTAKA

Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis,  J.A., & Johnson, P.H. (1999). Nurse’s handbook of alternative and complementary therapies. Pennsylvania: Springhouse.

Hipnosis Ericksonian. www.googlebuku.html

Hypnotherapy, Ady W. Gunawan. www.googlebuku.html

Relaxology. 2013. FaktaTentangPemijatan Massagehttp://relaxology.org/artikel-sehat/fakta-tentang-pemijatan-massage/ (online), diaksespada 20 Februari 2015.

Widyatuti, W. 2008. Terapi Komplementer Dalam Keperawatan. jki.ui.ac.id/index.php / jki/ articledownload /200/pdf_65. Diakses tanggal 20 februari 2015.





sekaian dari saya kurang lebihnya mohon maaf 
wasalammuallaikumwr'wb


Komentar

  1. Playtech Casinos 2021 | JeRHub
    There are five games that comprise the 광양 출장안마 latest release of 남원 출장안마 the 충청북도 출장마사지 company's latest software. 김제 출장마사지 the world of slot 거제 출장안마 games, and the casino itself.

    BalasHapus

Posting Komentar